Tanaman kelor
merupakan perdu dengan tinggi sampai 10 meter, berbatang
lunak dan rapuh, dengan daun sebesar ujung jari berbentuk bulat telur
dan tersusun majemuk. Tanaman ini berbunga sepanjang tahun berwarna
putih, buah besisi segitiga dengan panjang sekitar 30 cm, tumbuh subur
mulai dari dataran rendah sampai ketinggian 700 m di atas permukaan
laut. Menurut sejarahnya, tanaman kelor atau marongghi (Moringa
oleifera), berasal dari kawasan sekitar Himalaya dan India, kemudian
menyebar ke kawasan di sekitarnya sampai ke Benua Afrika dan Asia-Barat.
Di Indonesia, khususnya di lingkungan perkampungan dan pedesaan,
tanaman kelor baru sampai menjadi tanaman pagar hidup, batas tanah
ataupun penjalar tanaman lain, tetapi manfaat dari daun dan karangan
bunga serta buah muda sebagai sayuran, sudah sejak lama digunakan.
Sebagai tanaman berkhasiat obat, tanaman kelor mulai dari akar,
batang, daun, dan bijinya, sudah dikenal sejak lama di lingkungan
pedesaan. Seperti akarnya, campuran bersama kulit akar pepaya kemudian
digiling-dihancurkan, banyak digunakan untuk obat luar (balur) penyakit
beri-beri dan sebangsanya. Daunnya ditambah dengan kapur sirih, juga
merupakan obat kulit seperti kurap dengan cara digosokkan.
Sedangkan sebagai obat dalam, air rebusan akar ampuh untuk obat
rematik, epilepsi, antiskorbut, diuretikum, sampai ke obat gonorrhoea.
Bahkan, biji tua bersama dengan kulit jeruk dan buah pala, akan dapat
menjadi “spiritus moringae compositus” yang digunakan sebagai stimulans,
stomachikum, carminativum sampai diuretikum. Sejak awal tahun 1980-an
oleh Jurusan Teknik Lingkungan ITB, biji kelor
digunakan untuk penjernihan air permukaan (air kolam, air sungai, air
danau sampai ke air sungai) sebagai pengendap (koagulans) dengan hasil
yang memuaskan. Oleh karena rangkaian penelitian terhadap manfaat
tanaman kelor mulai dari daun, kulit batang, buah sampai bijinya, sejak
awal tahun 1980-an telah dimulai. Saat itu fokus penelitian ditujukan
kepada program pengadaan air jernih untuk para pemukim di kawasan pantai
atau pesisir, khususnya di kawasan transmigrasi yang mengandalkan air
payau atau gambut berwarna kecoklatan sebagai sumber air minum.
0 komentar:
Posting Komentar